Monday, June 11, 2012

GUBERNUR NYENTRIK (Agus T. Syam)

                    

                   Naskah Drama : (*AGUSTAN  T. SYAM )

          GUBERNUR NYENTRIK
(Episode: Gubernur Negeri Para Pelupa)


PEMERAN :
LELAKI TUA                                  (GUBERNUR)
PEREMPUAN TUA                        (ISTRI GUBERNUR)
LELAKI SATU                                (AJUDAN)
PEREMPUAN SATU                      (TAMU ISTRI GUBERNUR)
ARSITEK                                         (PERANCANG MEGAPROYEK)
DEMONSTRAN                              (AKTIVIS MAHASISWA)
DIREKTUR/DIREKTRIS
BURUH                                             (LEBIH DARI SATU)                    
PENGAMEN                                    (LEBIH DARI SATU)

(SATU)
Pesta kembang api, terompet tahun baru. Seorang Tua naik sepeda kumbang dari arah penonton. Parkir dipinggir panggung. Lampu padam seketika. Obor dinyalakan dari sudut – sudut ruang. Obor dipadamkan lagi dalam drum. Lampu menerang lagi. Seorang laki-laki membenahi ruang, memasang lukisan atau semacamnya. Lampu padam lagi.

                             LELAKI SATU

Eeeiii……Tai boro !
Malam apa ini ? Ini bukan jadwal mati lampu kan. Beli lilin, nyalakan obor. Dalam keadaan seperti ini saya butuh lampu penerang, kalau penonton tidak bisa memecahkan hal ini, saya bisa gila……gila ! Tai boroooo…….

(Sebuah Lampu Menyala )


PARA PENGAMEN
(MASUK DARI SALAH SATU SUDUT PENONTON)
Maaf para penonton, adanya kami di sini bisa dikata menjadi satu skenario dengan cerita ini, tapi juga bisa keluar dari skenario. Sesuai skenario atau tidak itu tergantung dari yang terbembeng, tersereah saja. Yang jelas kami tetap maju tak gentar membela yang bayar, Itulah.  Semoga penonton terhibur, dengan cerita yang sebentar lagi akan berlangsung secara serius, benar - benar serius. Jadi kalau anda ingin ketawa, melengkinglah seperti rajawali. Tapi diam dulu sejenak, kami ingin menyanyi untuk Sang Gubernur Nyentrik. Gubernur Negeri Para Pelupa, sebuah negeri yang hijau tapi gersang. Inilah lagu kami………………(LALU BERNYANYI, KEMUDIAN BERLALU BEGITU SAJA.

LELAKI SATU
Nyalakan lagi yang lain, semuanya. Semuanya, iya semuanya…….mau gila saya!
(Eksit)

(Orang tua tadi memikul sepeda kumbangnya ke atas panggung. Ia menggantungnya bagai barang antik, mengiringi dengan sebuah lagu. Ia berdiri mematung memandangi sepeda antik itu).

PEREMPUAN TUA
(Masuk, meletakkan surat di atas meja, lalu eksit)

LELAKI TUA
(Tak bergeming sedikitpun)

PEREMPUAN TUA
(Dari balik pintu)
Kenapa hanya berdiri di situ ?

LELAKI TUA
Laki-laki memang suka berdiri.

PEREMPUAN TUA
Baca surat itu.

LELAKI TUA
Saya malas membaca apapun. Begitu pentingkah surat itu ?

PEREMPUAN TUA
Baca saja, penting atau tidak nanti juga tahu sendiri !

LELAKI TUA
Saya tidak mau membaca kalau tidak penting

PEREMPUAN TUA
Bagaimana bisa tahu penting atau tidak kalau tidak dibaca

LELAKI TUA
Baca disitu, kan ada prihalnya. Nomornya nomor berapa dan darimana ?

PEREMPUAN TUA
Saya malas membaca surat – surat itu, isinya pasti sama, Prihal : Sidang Istimewa, Rapat Istimewa, Sidang Khusus, Pembentukan Pansus dan lain-lain.
(Seraya mengambil dos surat, ia menumpahkan surat itu)

LELAKI TUA:
Mungkin tentang penyambutan para investor dari Jepang, yang ingin membangun pabrik coklat di sini.

PEREMPUAN TUA:
Ajudaaan………! Ajudaaaan….! Korek apinya ……Berikan saya korek api !

LELAKI SATU
(Masuk setengah berlari)
Saya sedang berusaha mencarinya.

PEREMPUAN TUA
Kerjamu lamban sekali, makanya jangan terlalu banyak makan jalan kote’ !
Ayo bawa kesini korek apinya, cepat ! saya sudah capek berteriak !

LELAKI TUA
(Pada penonton)
Saya bisa marah kalau begini.
Ajudan, stop. Sudah jangan cari lagi korek api itu.

PEREMPUAN TUA
Kalau kamu tidak mau, saya juga punya korek api
(Ia mengeluarkan dari kutangnya).

LELAKI TUA
Tobat, jangan dibakar surat-surat itu. Itu dokumen negara !

PEREMPUAN TUA
Siapa yang mau memba……..

LELAKI TUA
Itu, korek apinya untuk apa ?

PEREMPUAN TUA
Saya mau ke dapur ! (Eksit)


LELAKI TUA
Kalau kasar-kasar begitu, pasti ada maunya !
Kalau begini, sakit kepala saya selama sebulan akan terobati dalam lima belas menit mendatang, kita tunggu saja reaksinya. Reaksi seperti ini, sudah menjadi kebiasaan dalam rumah ini. Iya sudah lebih 30 tahun reaksi seperti tadi telah melegenda dalam kehidupan kami.  Sebentar lagi ia akan menuangkan jamu dalam gelasku yang antik itu, Lalu ia duduk di depanku, ia memandangi wajahku penuh fantasi, ia lalu mengedipkan mata sekali saja. Lalu ia memegang jari-jariku yang kokoh ini, lalu ia menarik aku masuk ke ruang tengah, lalu kami….kami ….kami makan bersama, aoo……!

(Keduanya eksit, nampak mesra. Ajudan masuk menurunkan sepeda kumbang yang tergantung itu, ia menggayuh sepeda itu perlahan-lahan).

SUARA LELAKI TUA
Kembalikan pada tempatnya, ayo gantung sampai dipuncak !

SUARA PEREMPUAN TUA
Kalau kau tidak kuat mengayun, tarik nafas panjang, ikat…jangan sampai terlepas talinya.

SUARA LELAKI TUA
Ayo tarik terus, sudah hampir sampai……sampai…………..

SUARA PEREMPUAN TUA
Iya sedikit lagi……….sepedanya sudah mau sampai…………..sampai………..

(SUARA GENDERANG)
(Sepeda jatuh setengah tergantung, Lelaki tua dan Perempuan Tua masuk nampak kekenyangan dengan serbet di tangan).

LELAKI TUA
Enak juga hidanganmu malam ini.

PEREMPUAN TUA
Saya kan sering bilang, makan yang banyak. Hidangan saya selalu spesial. Ikan tongkol bakar dan tumis peccel campur kelapa muda. Masa’ kamu tidak ingat, itu kan masakan kesukaanmu yang hampir-hampir kamu lupa karena terlalu sibuk urus rakyat dan kebun kelapamu yang ribuan hektar itu. Jangan-jangan kamu sudah lupa nama saya.

LELAKI TUA
Soraya !

PEREMPUAN TUA
Lengkapnya  ?

LELAKI TUA
Soraya Mahmudin Bin Syamsudin Bin Syarifuddin Bin Alimuddin Bin Hasanuddin Bin Jenne Bambang Tidok Opo-opo.
Iya, itulah namamu yang selalu melelahkan aku, jika engkau suruh aku menyebutnya selengkap mungkin. Saya tidak bisa lagi menghitung dengan angka-angka, berapa kali aku menyebut nama lengkapmu sepajang kita menjadi suami istri. Oh My Good…..!

PEREMPUAN TUA
Sudahlah, mari kita nonton televisi
(Membuka tirai di sisi lain panggung)

(Masuk Orang-orang bergerak dinamis, joget ala India, lalu rego lalu membentur - benturkan tubuh mereka, berlari kencang ke arah penonton. Musik berpadu dengan gerak itu. Setelah kelelahan mereka masuk ke balik tirai ).

___________________________________Sepi lagi (Lelaki tua, masuk dan pusing)


LELAKI TUA :
Tak ada orang yang memahami kemauan saya. Saya sepi dan senyap, saya menginginkan sesuatu yang lain, sesuatu yang spektakuler dari orang-orang sebelumnya.

PEREMPUAN TUA:
Ajudan……….ajudan, segera kau ke sini, saya tidak memahami maksud tuanmu. Ada sesuatu prinsipil, secret, dan rahasia. Mungkin ia ingin bicara tentang rakyat.

LELAKI TUA :
Bikin bangkrut, bicara rakyat bikin bangkrut. Mereka sudah semakin jauh dari saya karena penampilan saya yang semakin hari semakin tak dimengerti.

AJUDAN:
(dari balik panggung). Perlu tuan lepas topeng-topeng itu, rakyat butuh yang orisinil, realistis, beras, obat nyamuk, minyak tanah, dan kue lapis.

LELAKI TUA:
Ajudan …………ajudan…..hati-hati bicara, bae-bae cede’, Saya pangling, saya pusing. Ada sesuatu yang belum keluar dari pikiran saya, sesuatu yang spektakuler.

PEREMPUAN TUA :
Ajudan……bagaimana ini ? tidak baik bicara dari situ. Masuklah, anggap saja ini rumahmu sendiri. Demokrasi………..rumah ini harus berfalsafah demokrasi. Hiduplah aku yang amat dekoratis dalam memahami kata-kata orang.

LELAKI TUA:
Ajudan…………..saya butuh seseorang, coba kamu tebak, orang seperti apa  yang saya butuh ? ayo tebak dalam hitungan ketiga.

AJUDAN :
Tidak perlu sampai tiga, sebelum tuan menghitung, saya sudah bisa menebaknya.

LELAKI TUA :
Ayo tebak, orang seperti apa yang saya butuh saat-saat seperti ini?

AJUDAN :
Tuan pasti butuh seorang paranormal.

LELAKI TUA:
Koq tahu ?

AJUDAN :
Ale……….Inilah saya bernama Ale, serba tahu maunya Komiu.

LELAKI TUA :
Tapi kamu salah.

AJUDAN :
Tuan butuh seorang perempuan.

PEREMPUAN TUA:
Hussst diam, bibir nomor berapa itu ha…!, tuan tidak butuh seorang perempuan, dia sudah capek, asam uratnya sering kambuh.

AJUDAN :
Tuan butuh seorang dokter

PEREMPUAN TUA:
Dokter apa? Itu tidak perlu. Ajudan kamu semakin lama, semakin tidak mengerti kemauan Tuan.


AJUDAN;
Kalau begitu, saya coba tebakan terakhir : Tuan butuh seorang ajudan seperti saya.

LELAKI TUA:
Iya…. Itu yang betul. Saya butuh seorang ajudan untuk saya bunuh !
Saya butuh seorang ajudan yang bisa menebak apa yang saya butuh, ayo tebak sekarang. (Mengambil pistol)

PEREMPUAN :
Ayo katakan apa yang tuan butuh, sebelum ia hilang kesabaran. Tuan suka emosi, maklum dia sudah Professor.
LELAKI TUA:
(Menodongkan pistol di kepala ajudan).

PEREMPUAN TUA:
Inilah demokrasi, segala sesuatu yang bebas kita lakukan. Ayo tembak, untuk menjunjung sebuah demokrasi !

LELAKI TUA:
Ayo tebak, siapa orang yang saya butuh, sebelum saya tembak kepalamu.

AJUDAN:
Tuan butuh seorang perempuan cantik.

LELAKI TUA :
Auuuuuu………………….manusia memang anjing yang diberi akal, kamu anjing, jangan bilang perempuan cantik, libido seksual saya tiba-tiba memuncak.

PEREMPUAN TUA:
Jangan keras-keras, kalau engkau bermaksud menyakiti. Hatiku bagai teriris sembilu, aku memang sudah peot, aku sudah tidak punya pesona. Nafsumu yang membara itu akan membawamu ke puncak fatamorgana, sehingga tak satupun cita-citamu yang terwujud. Sejak engkau jadi Gubernur di negeri para pelupa, kamu justru tidak bisa mengendalikan emosimu. Kasihan.

SUASANA BERUBAH.

DI RUMAH GUBERNUR:
DI LUAR ORANG-ORANG SUDAH BERKUMPUL, PARA PENDEMO DAN PEKERJA BERTERIAK-TERIAK.

DIREKTUR/DIREKTRIS:
Selamat pagi, tuan Gubernur………..!, selamat pagi Nyonya.

GUBERNUR :
Goblok, bodoh ! kenapa kamu biarkan mereka melakukan demo pagi-pagi begini? Taiboro……..!

PEKERJA:
Bagaimana tuan?

GUBERNUR:
Bagi dua, bagaimana apa ?

PEKERJA :
Bagaimana dengan mega proyek itu, apa kami harus menunggu lagi ?

GUBERNUR:
Itu harus dipikirkan matang-matang, tidak bisa sembrono begitu.

PEKERJA:
Tapi ini sudah saatnya.

GUBERNUR:
Dalam keadaan seperti ini, saya hanya butuh seorang arsitek, arsitek dari China.

PEKERJA:
Kenapa mesti dari Cina. Kita juga punya arsitek di sini yang lebih memahami kemauan tuan.

GUBERNUR:
Tak satupun arsitek yang bisa memahami kemauan saya, termasuk nyonya sendiri juga masih bertanya-tanya.

ISTRI GUBERNUR:
Bilang saja pada mereka, kamu mau jadi Presiden, atau minimal jadi gubernur lagi.

GUBERNUR:
Jauhkan anggapan itu. Saya hanya ingin menciptakan sebuah sejarah. Apa guna kita hidup tanpa sebuah sejarah, mungkin saya tidak lama lagi memimpin negeri para pelupa ini, saya takut mereka justru melupakan saya.

DIREKTUR :
Kelihatannya tuan takut sekali, jangan khawatir, semua masalah yang tuan pikirkan telah saya analisa berdasarkan prosedur yang berlaku. Semua pasti steril, yang pokok, bapak tinggal teken kemudian orang-orang akan mewujudkan mega proyek itu. Ini proyek kemanusiaan tuanku. Mereka pasti menghaturkan beribu-ribu terima kasih atas gagasan cemerlang tuan.

GUBERNUR:
Mereka itu masyarakat pelupa, banyak jasa-jasa para pemimpin terdahulu yang lebih megah dari proyek yang saya rencanakan ini, tapi mereka toh dilupakan begitu saja. Ah…..ini anggapan sementara saja, tapi juga bisa berlaku seterusnya sebab kenyataan yang lalu begitu juga.


(PONSELNYA BERDERING)

GUBERNUR:
Wah ini nomor gelap. Ini pasti ancaman, fitnah atau semacamnya. Jangankan seorang gubernur, presiden saja digosipkan yang macam-macam.

ADA KERUSUHAN DI LUAR, DUA ORANG PEKERJA TADI MASUK MENANGIS

GUBERNUR:
Hei, tai bebe………….tai boro. Kenapa kalian menangis?

PEKERJA:
Listrik dan telepon kami disegel.

GUBERNUR:
Saya tidak kenal kalian.

PEKERJA:
Tapi kami kenal tuan.

GUBERNUR:
Apa yang kalian kenal dari saya?

PEKERJA:
Yang kami kenal, setiap kami minta tolong selalu tuan menolak, kecuali jika tuan digedor-gedor.




GUBERNUR:
Menjadi seorang gubernur tidak mudah kan? Perlu pengorbanan yang tidak sedikit, makanya jika kalian mau mengenal saya, kalian harus melewati prosedur yang melelahkan. Itulah saya, kadangkala harus bersikap angkuh dan curiga terhadap setiap persoalan yang sampai ke meja saya.

BURUH:
Sepertinya anda bebal juga, anda tidak takut pada kami?

GUBERNUR:
Saya takut kalau ada kepentingan. Dan kepentingan saya tidak ada pada kalian.

BURUH:
Kami yang akan bekerja untuk menyelesaikan mega proyek tuan. Kalau kami tidak ada proyek tersebut tidak akan selesai tepat pada waktunya.

GUBERNUR:
Saya butuh seorang arsitek, bukan buruh.

BURUH:
Kami juga bisa bantu tuan Gubernur.

GUBERNUR:
Okey, kalau begitu bantu aku cari arsitek yang bisa menerjemahkan dan menginterpretasi konsep mega proyek itu.

(BURUH EKSIT, PENGAMEN MASUK SERAYA MENYAYIKAN LAGU, ARSITEK MASUK)



ISTRI GUBERNUR
Siapa yang suruh anda kesini, ada ini bagian dari pengamen itu, atau dari persekutuan lain? Anda pesulap, atau tukang air suntik, koq penampilan anda nyentrik sekali, anda seniman ya, ah jangan-jangan anda sutradara, atau mungkin bintang iklan. Jawablah, saya istri gubernur.

ARSITEK:
Awequi etecekele bekere ote ote jereme tui itu yahannu preketek, mampus ! apa anda paham bahasa saya ?

ISTRI GUBERNUR:
Saya tidak mengerti maksud anda? Bahasa apa itu?

ARSITEK:
Itu bahasa orang yang tidak mengerti bahasa. Sam saja, pertanyaan Nyonya  membuat saya pusing 12 keliling, pertanyaan nyonya berentetan seperti kencing kuda. Seorang arsitek seperti saya saja tidak mengerti, apalagi hanya lulusan diploma.

ISTRI GUBERNUR:
Sama, saya juga tidak memahami maksud anda, bahasa anda tidak lumrah, itu termasuk rumpun bahasa apa ?

ARSITEK:
Itu rumpun bahasa burung.

ISTRI GUBERNUR:
Burung apa?

ARSITEK:
Burung Salani Nelei Ilei Nilasa.


ISTRI GUBERNUR:
Burung apa itu, Namanya baru saya dengar. Istri gubernur saja tidak mengerti, apalagi hanya seorang istri RT? Wah…..saya baru dengar burung aneh seperti itu.

ARSITEK: (Kepada Penonton).
Kali ini saya harus mengatakan pissi, kepada Istri gubernur, ternyata dia sudah mulai termakan hipnotis saya. Apa penonton tau jenis burung yang saya maksud tadi? Kalau anda tidak tahu, maka saya juga harus mengatakan pissi kepada anda. Jangan marah ya? Istri gubernur saja tidak marah saya bilang begitu, masa anda mau marah. Inikan hanya ungkapan eskpresi saja. Jangan ditanggapi serius ya. Okey doakan saya ya…mudah mudah saya bisa menaklukkan benteng Takeshi………..ha ha ha ha.

AJUDAN:
Hei….tai kuda. Jangan sembarang bicara dengan nyonya.

ARSITEK:
Hai….kamu jangan galak seperti kuda, tai!

AJUDAN:
Saya ajudan Tuan Gubenur, juga Nyonya gubernur, anda diminta meninggalkan tempat ini, sebelum saya maraju. Titik !

ARSITEK:
Nah, ini persoalan besar. Seorang Arsitek, konsultan, yang selama ini berjasa membangun seperdelapan dari setengah gedung-gedung mewah di kota ini, diusir oleh seorang ajudan………hebat…hebat…..saya tidak terima. Saya harus meminta tuan Gubernur untuk memecat kamu secara tidak terhormat.

AJUDAN:
Arsitek kan ?

ARSITEK:
Ya……

AJUDAN:
Anda bisa menjelaskan bagaimana orang dipecat secara tidak terhormat itu?

ARSITEK:
Diberhentikan dari pekerjaannya sebagai ajudan ditambah 1 kali palungku.

AJUDAN:
Baik, jangan pandang remeh dengan ajudan seperti saya ini. Memecat seorang ajudan lebih berat dari pada memecat seorang Menkopolkam, kenapa ?
Karena ajudan itu adalah pengawal pribadi, yang teramat pribadi. Dia tahu kemana dan dimana tuannya pergi, siapa yang dia temui, untuk apa dia ketemu dengan perempuan itu, atau apa yang dilakukan oleh tuannya di kafe, di luar negeri bahkan di lubang kodok sekalipun dia tahu. Tentu saja Tuan Gubernur tidak mudah memecatnya.

ARSITEK: (KEPADAPENONTON)
Wah…bisa mampus saya, kalau dia beberkan kepada anda, tentu di sini ada wartawankan, adakan, ada mahasiswa kan, ada anda kan? Mati saya kalau dia membeberkan kepada anda, bahwa saya pernah memanipulasi tender proyek sebesar 35 miliar rupih. Matilah saya, kalau ajudan itu membebeberkan kepada anda bahwa saya pernah menyelundupkan kayu ebony 250 kubik tahun lalu, matilah saya kalau dia membeberkan bahwa saya pernah menyogok jaksa untuk membebaskan kasus korupsi 2,7 trilyun rupiah. Mudah mudahan saja dia diberi kekuatan untuk tidak mengatakan kepada publik terhadap kasus yang saya alami selama menjadi seorang arsitek.
Jangan marah kalau di sini ada yang arsitek, atau calon arsitek. Saya ini hanya tokoh yang kebetulan diberi peran oleh sutradara yang sekarang berperan sebagai Gubernur.



PENGAMEN MASUK LAGI, HANYA LEWAT
PEKERJA JUGA MASUK HANYA SINGGAH SEBENTAR
DEMONSTRAN MEMBAWA SPANDUK, _________________LALU EKSIT
SUASANA BERUBAH BERUBAH LAGI.

ISTRI GUBERNUR:
Akhir-akhir ini Tuan sering mengigau dalam tidur, mau punya inilah, itulah, mau bikin inilah, itulah. Malah pernah dalam tidurnya, ia tiba-tiba bangkit dan berkata: Saya mau hidup seribu tahun lagi”  saya pikir ia baca puisi, sajak Chairil Anwar. Lalu ia rebahkan tubuhnya dan mendengkur lagi, lalu ia mengigau lagi. Saya mau bikin kota di bulan. Mendengar igaunya itu, saya tiba-tiba teringat pada sebuah cerita, begini:
Ada tiga orang diplomat yang bertemu di Swiss untuk membahas rencana negara mereka masing-masing pada tahun 3009 nanti.

PENGAMEN (NYELETUK)
Kalau belum kiamat,

ISTRI GUBERNUR:
Ya, kalau belum kiamat. Ajudan……………..tolong suruh kemari tiga orang penonton.

(AJUDAN MEMBAWA TIGA ORANG PENONTON)

ISTRI GUBERNUR:
Inilah tiga diplomat itu.
Pertama Diplomat dari Amerika Serikat: Dia mengatakan, “Pada tahun 3009, kami negara sebagai negara adidaya, akan membangun kota di Bulan.
Mendengar itu, seluruh wartawan dan undangan protes, ah mana mungkin, di bulan itukan hampa udara, bisa-bisa seluruh penduduk di Amerika memakai baju astronot, ah itu hanya tai minyya’ saja, tidak mungkin.
Lalu diplomat itu berkata “Yach.  Kalau kami memang tidak bisa membangun kota di Bulan yah disekitar-sekitanya sajalah. Para hadirinpun bertepuk tangan.
Giliran kedua diplomat dari Jepang; Ia mengatakan, “Sebagai negara matahari, Pada tahun 3009, kami akan membangun kota di matahari.
Mendengar itu, hadirin protes, ah mana mungkin, bisa-bisa semua orang Jepang mati terbakar.
Lalu diplomat itu berkata; Yach kalau tidak bisa di matahari, cukup disekitar-sekitarnya saja. Hadirinpun bertepuk tangan.
Giliran ketiga adalah Diplomat dari Indonesia; Ia berpidato dan mengatakan “Sebagai negara yang sukses dalam program keluarga berencana, Pada tahun 3009, kami sudah memiliki program yang berhubungan dengan kelahiran bayi yaitu; Pada tahun 3009, seluruh perempuan Indonesia akan melahirkan bayi lewat duburnya.
Mendengar itu, seluruh hadirin berteriak huuuuu dan protes. “Mana mungkin, itulakn menyalahi kondrat, sejak dulu orang melahirkan itu lewat vagina, atau operasi caesar. Mana mungkin?
Lalu ia berkata, yach kalau tidak bisa, disekitar-sekitarnya sajalah. Hadirinpun serenpak tertawa. Ayo tertawa…tertawa….yach begitu, walau ceritaku tidak begitu lucu, tapi karena aku istri Gubernur, anda harus ketawa dong, biar mudah segala urusan.


TAMU ISTRI GUBERNUR:
(Berpenampilan India, Langsung masuk dan tertawa juga).
Sebenarnya, sejak tadi saya mendengar cerita nyonya, tapi saya tidak mau masuk begitu saja, saya takut kalau cerita nyonya sampai terpotong. Hi hi…memang lucu cerita nyonya itu, saya sampai tidak ngos-ngosan begini. Asma saya hampir kambuh, tapi karena saya mendengar bahasa nyonya yang diplomatis itu, saya tiba-tiba teringat kepada Benazir Butho, Ce ce ce ce………..(Kepada penonton) Hemm….itu kau dapat baru dia rasa saya punya patende.

ISTRI GUBERNUR:
Rupanya Nyonya Hende Heste Melete He Ketumbar Jahe yang datang, Apa kabar he….bagaimana he……apakah anda perlu proyek he……..



PENGAMEN:
(Di pinggir panggung menyanyikan lagu India, Istri Gubernur dan Tamunya berjoget India, lalu diam).

ISTRI GUBERNUR:
Luar biasa semaju apapun kita, layar televisi tetap didominasi film India, lagu-lagu India adalah warisan leluhur kita yang tidak pernah hilang. Lagu-lagu Indonesia tenggelam dari lagu-lagu India, itulah he nasib kita he………..

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Saya mendengar Nyonya sedang merencanakan sesuatu dengan Tuan, kalau boleh tau, apa rencana besar nyonya dengan tuan gubernur?

ISTRI GUBERNUR:
Boleh juga, nyonya adalah tamu istimewa saya, di banding orang-orang di sini nyonya lebih sering menghibur saya dari pada mereka.

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Iya, saya memang suka menghibur Nyonya, tapi dibanding orang-orang di sini, sayalah tamu Nyonya yang tidak pernah diberi jatah proyek secuilpun. Padahal saya bisa saja mendatangkan arsitek dari India yang pernah merancang  Tajmahal. Tapi sudah 3 tahun saya bertamu, tak satupun proyek yang bisa anda berikan. Yach tidak usah bunyi M, yang ratusan juta juga sudah boleh. Apa tidak bisa diusahakan nyonya?

ISTRI GUBERNUR:
Saya sulit mengaturnya, keluarga tuan yang datang ke sini semua diberi, malah kami juga hidup biasa-biasa saja. Hidup sederhana. Tuan gubernur hanya punya sepeda, rumah reot warisan orang tua kami. Kami tiadk punya deposito, di antara seluruh gubernur di dunia, Tuan adalah gubernur negeri para pelupa yang paliiiiiiig kere. Kami tidak punya mobil Pajero, LandCruiser, Nissan Terrano, kami tidak punya lapangan golf, kami tidak punya harta sedikitpun. Itu karena tuan tidak mau korupsi, tuan hanya punya sepeda buntut yang paling antik di seluruh dunia.

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Aah……nyonya selalu merendah, nyonya hanya basa-basi saja. Itu tidak masuk akal, Bupati saja, rumahnya gede, kebun dan empangnya luas, punya tabungan deposito miliaran rupiah, ruko dan swalayannya ada di mana-mana, Itu baru Bupati, bagaimana dengan Gubernur?

ISTRI GUBERNUR:
Itulah kenyataannya. Makanya Harian Times dan BBC London bahkan seluruh surat kabar di negeri para pelupa ini pernah memberitakan bahwa tuan adalah Gubernur paling Nyentrik diantara seluruh gubernur di dunia. Jadi kalau nyonya ingin minta proyek jangan ke sini. Minta saja pada Bupati, mereka lebih banyak proyek dari pada kami.

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Ah…..Nyonya semakin membuat saya betah di sini, retorika nyonya mengingatkan saya pada cerita boneka berbie yang baik hati dengan seorang pangeran yang terbuat dari kayu. Nyonya memang sulit ditaklukkan, nyonya memang punya kharisma begitupun tuan yang punya watak keras seperti kayu eboni.
Saya mengalami kesulitan untuk curiga dengan kehidupan Nyonya yang amat sederhana ini. Saya yakin Nyonya pasti masuk surga tanpa siksaan kubur yang lama.

ISTRI GUBERNUR:
Terima kasih atas pujian Nyonya Hende Heste……..eeee………

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Melete He Ketumbar Jahe Patendehe…..Trima kasih Nyonya, kapan-kapan saya pasti kembali lagi untuk membicarakan hal-hal penting.

ISTRI GUBERNUR:
Yang jelas, saya butuh hiburan anda, dan anda adalah penghibur yang profesional.

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Yach……saya penghibur profesional dari negeri Hindustan yang butuh injeksi.
Permisi. Tabe……..!

SUASANA BERUBAH SEPERTI ALAM MIMPI: ADA JALA, CAHAYA KILAT, SUARA PETIR DAN DAUN-DAUN KERING BETERBANGAN MEMENUHI PANGGUNG.  ISTRI GUBERNUR MASIH ADA DI SITU.
MASUK GUBERNUR, TAMU ISTRI GUBERNUR, ARSITEK, AJUDAN, BURUH, DEMONSTRAN, DIREKTUR/DIKREKTRIS(PADA SATU SISI), JUGA PENGAMEN PADA SISI LAIN.

GUBERNUR:
Di suasana yang berbeda ini, saya sebagai Gubernur di Negeri Para Pelupa menyampaikan terima kasih, atas kunjungan kalian untuk kesekian kalinya. Saya berharap kita bisa bicara serius tentang rencana mega proyek yang akan saya luncurkan dalam waktu dekat. Pertemuan kita mulai sekarang. Saya persilahkan kepada saudara Arsitek selaku perancang yang selama ini telah mengabdikan hidupnya untuk membangun sebagian besar gedung-gedung klasifikasi  A di negeri para pelupa ini. Saya persilahkan anda untuk mempresentasekan rancangannya.

ARSITEK:
Terima kasih tuan gubernur, saya hanya bisa mengatakan bahwa mega proyek yang akan kita bangun ini memiliki falsafah arsitektur dari 17 negara maju di dunia, yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Tetapi sebagai prolog, saya harus menyampaikan bahwa rancangan ini saya buat setelah saya melakukan puasa selama 7 hari berturut-turut. Inilah gambarnya………(IA MENGELUARKAN RANCANGANNYA, SEHELAI KAIN JATUH DARI ATAS BERGAMBAR GEDUNG BERBENTUK HATI).

YANG LAIN TEPUK TANGAN.


ARSITEK :
Jangan dulu tepuk tangan. Jangan terlalu mudah bertepuk tangan sementara kamu sendiri tidak tahu makna tepuk tangan. Saudara-saudara perlu tahu, bahwa mega proyek ini adalah untuk kita semua. Seluruh gedung pemerintah, swasta, rumah mewah dan rumah kumuh, sekolah dan kampus, kecuali rumah ibadah, akan dirancang seperti ini dengan besar anggaran  setengah dari utang luar negeri, juga subsidi dari pendapatan dalam negeri para pelupa selama 15 tahun, ditambah potongan uang tunjangan para Bupati selama 5 tahun, biaya oprasional keamanan selama 10 tahun, juga setengah dari biaya perjalanan gubernur selama 10 tahun, dan hasil penjualan 200 ribu unit mobil mewah milik pejabat, termasuk hasil penjualan sepeda antik tuan gubernur. Untuk sementara itu yang bisa saya paparkan, dan mega proyek ini akan rampung selama 7 tahun terhitung dari sekarang.

ISTRI GUBERNUR:
Saya juga ingin menyumbangkan selendang warisan leluhur saya untuk menambah anggaran.

TAMU ISTRI GUBERNUR:
Saya bisa menyanyi dan menari selama 24 jam tanpa berhenti jika ada yang mau membayar saya untuk sekedar menambah biaya proyek ini.

GUBERNUR:
Sumbangan yang anda berikan tidak dapat dinilai dengan uang, tapi saya akan menilainya dengan penghargaan berupa sertifikat bebas pajak seumur hidup.
Tapi, sebagai Gubernur Negeri Para Pelupa, satu harapan saya, jangan kita melupakan seluruh janji kita untuk mendukung mega proyek ini. Juga saya harapkan agar anda tidak memujinya saja, tapi saya juga butuh para oposan yang tidak setuju dengan mega proyek ini.

DEMONSTRAN:
Tuan Gubernur, sebagai oposan kami para demonstran mencoba untuk mencari celah kesalahan dalam mega proyek yang anda canangkan, tapi untuk sementara para LSM belum bisa bicara macam-macam karena tuan gubernur sudah mengerti kemauan kami, yaitu sedikit pelumas untuk melicinkan harapan-harapan. Itu saja, paraktis saja. Kami mau protes kalau anda tidak memberikan jaminan sosial kepada kami yakni jaminan pekerjaan dan penghidupan yang makmur. Jadi kami tidak bisa lagi menunggu lama, kalau tuan Gubernur setuju, kami akan mundur teratur, tapi kalau anda ragu-ragu sebaiknya anda yang mundur, beri kami kesempatan jadi gubernur.

GUBERNUR:
Hidup ini perlu keseimbangan, ada hitam dan ada putih, ada setuju, ada yang menentang, itu biasa, yang luar biasa kalau semua orang sudah setuju berarti ada apa-apanya, kalau bukan kolusi berarti dagang sapi.

DEMONSTRAN:
Demonstarasi itukan penyedap rasa, ya semacam sambel begitu. Semua juga seperti gertak sambel, demonstrasi selama inikan hanya gertak sambel saja. Pada akhirnya kita harus masuk ke dalam sistem untuk kemudian sama-sama membuat kekeliruan. Itulah kita bangsa pelupa.

GUBERNUR:
Itulah prinsip saya, saya akan mewujudkan mega proyek ini agar saya tidak dilupakan oleh orang lain.

BURUH:
Tapi orang-orang itu bilang, mereka belum memerlukan mega proyek itu. Mereka butuh air bersih, listrik, jaringan telepon, sarana pendidikan, jalan raya, rumah sakit, dan tempat tinggal yang layak. Sama seperti kami, buruh hanya butuh ruang-ruang untuk mencari dan rumah tinggal yang terang seperti siang agar anak-anak kami bisa belajar di tengah malam.

ARSITEK:
Itu tidak benar, mega proyek ini tidak bisa batal, kita sudah publikasi lewat media massa, semua orang tahu, begitupun negara tetangga. Mega proyek ini harus jadi meskipun mesti mengorbankan mertua sendiri kalau dia tidak mau memberikan tanahnya.


BURUH:
Jangan seenak perut bicara begitu. Bagaimana jika gedung-gedung megah itu sudah berdiri tapi tak ada air bersih dan listrik tidak mencukupi, apakah gedung-gedung itu tidak seperti arca kuno yang berhantu? Gedung-gedung mewah itu akan menjadi tempat buang hajat.

GUBERNUR:
Arsitek, tolong anda pertimbangkan perkataan buruh itu, kalau banyak yang menolak, mega proyek itu harus kita batalkan.

ARSITEK:
Tidak bisa tuan, proyek ini sudah mulai berjalan pada termin satu, orang-orang sudah bekerja, mana mungkin di batalkan, nonsen. Saya juga sudah mengeluarkan seluruh kemampuan saya untuk merancang mega proyek ini, kalau ini dibatalkan, saya minta ganti rugi materil dan non materil sebesar 50% dari anggaran yang akan digunakan.

GUBERNUR:
Kamu belum apa-apa sudah minta ganti rugi, memangnya itu dana nenek moyangmu?

DIREKTUR:
Apakah saya perlu bicara?

GUBERNUR:
Tidak perlu kita harus bekerja sekarang!

DIREKTUR:
Ya, setidak-tidaknya ada sedikit retorika untuk mendukung rencana tuan.

GUBERNUR:
Saya tidak perlu dukungan, kalau tidak ada yang mau saya yang akan kerjakan sendiri, biar saja. Kalau semua orang marah, saya juga bisa marah, marah-marah adalah syarat untuk jadi seorang gubernur.

_______________________________________SUASANA BERUBAH LAGI

PENGAMEN:
Inilah lagu baru Tuan Gubernur kita yang paling nyentrik di dunia, lagu ini diilhami oleh mega proyek yang sebentar lagi akan dia wujudkan. Kota ini akan menjadi negeri yang paling unik sepanjang sejarah arsitektur dunia. Semua akan berubah seketika. Amiiin.

ARSITEK:
Lihat dan jangan lupakan lagi, semua gedung-gedung akan dirubah menjadi gedung berbentuk hati manusia. Ayo terus mainkan musik itu, untuk memancing semangat tuan Gubernur kita, Gubernur Negeri Para Pelupa yang paling nyentrik.

ISTRI GUBERNUR:
Casanova, tuan gubernur pangeranku yang tampan, lihat bokongku yang indah ini aku ingin menyanyikan lagu untuk bulan merah jambu……….!

GUBERNUR:
Ajudan turunkan sepeda saya !

AJUDAN MENURUNKAN SEPEDA KUMBANG GUBERNUR YANG TERGANTUNG DI SUDUT RUANG

GUBERNUR: (MENAIKI SEPEDA, YANG LAIN MENDORONGNYA)
Ayo, bantu saya cepat kita harus sampai pada tepi, mega proyek itu harus kita capai, ayo terus kita mengayuh……….

AJUDAN:
Cepat tuan, sudah terlihat cahaya, gayuh terus sebentar lagi kita akan sampai.


ARSITEK:
Apakah tuan Gubernur masih mengingat semua ?

GUBERNUR:
Mengingat apa maksudmu?

ARSITEK:
Perjanjian perjanjian yang kita teken di meja kerja tuan, perjanjian setelah mega proyek ini sukses, tuan gubernur akan memberikan saya setengah dari kekayaan tuan.

GUBERNUR:
Kamu bisa lihat sendiri kan, aku hanya punya sepeda kumbang ini.
Ambil saja kalau kamu mau, ayo gantikan aku mengayuhnya, tapi saya yakin kamu pasti tidak bisa seperti saya, kamu tidak akan tahan seperti saya.

DIREKTUR:
Kenapa tuan sudah lupa semuanya, tuan orang kaya, tapi tuan pura-pura miskin. Tuan punya tambang emas, tuan punya kebun kelapa ribuan hektar, tuan punya hotel berbintang, tuan punya deposito di Swiss, tuan punya 9 mobil mewah yang tuan pendam dalam hati tuan. Apa tuan tidak menderita dengan mengayuh sepeda tua itu? Tuan adalah gubernur negeri para pelupa. Tuan tidak perlu takut untuk memakai fasilitas negara demi kepentingan pribadi tuan, mereka pasti tidak dapat mengingatnya, mereka tidak bisa menyalahkan tuan.

GUBERNUR:
Enak saja kamu bicara, kamu menggertak iman saya. Saya tetap enjoy dengan sepada tua ini, Kamu lupa ya? Kenapa saya bisa menjadi gubernur para pelupa selama 40 tahun ? Kamu lupa ya? Kenapa para buruh, wartawan, arsitek, tetangga, tentara, dan termasuk seorang direktur seperti kamu tidak pernah punya keinginan untuk memberhentikan saya di tengah jalan? Kamu lupa ya……..lupa kan? Kalau kamu lupa, pasti kamu bisa ingat kalau kamu melihat kondisi saya saat ini. Satu hal yang membuat saya lama menjadi gubernur negeri para pelupa ini, karena saya tahan menderita, saya tidak pamer, saya miskin, saya tidak punya apa-apa selain rencana mega proyek yang bisa menghipnotis seluruh dunia. Saya pun tidak punya tabungan di Swiss, karena saya sudah lupa, kapan saya mulai jadi orang kaya. Itu saja resepnya.

PENGAMEN:
Para penonton bisa mendengar, betapa tuan Gubernur dengan segala ketabahannya  menyulap dirinya menjadi gubernur paling miskin selama 40 tahun ia berkuasa. Ia merasakan hidupnya seperti orang-orang biasa yang terlunta-lunta, kering seperti savana. Para penonton, kami akan menyanyikan lagu balada untuk mengiringi perjalanan tuan dalam tampuk kekauasaan berikutnya. Sebab ia sudah berjanji untuk tidak korupsi, menempatkan hukum pada koridornya, ia juga sudah berjanji hidup sederhana, ia juga sudah berjanji dihadapan rakyat negeri para pelupa untuk peduli rakyat kecil. Yach lima tahun lagi negeri para pelupa ini akan menjadi negeri yang paling makmur, karena tuan gubernur juga sudah berjanji akan menjual rumahnya untuk disumbangkan ke panti-panti sosial. Untuk sementara Tuan Gubernur dan Nyonya akan tinggal di rumah kontrakannya yang baru. (LALU BERNYANYI LAGU BALADA).

GUBERNUR:
Terus, saya masih mengayuh sepeda ini, untuk menuju ke rumah kontrakan saya yang baru.

ISTRI GUBERNUR:
Saya hanya membawa dua helai kain di badan saya.

ARSITEK:
Ini sesuatu yang luar biasa dalam sejarah leadership di dunia. Seorang gubernur negeri para pelupa akan tinggal di rumah kontrakan.
Tuan gubernur, sebagaimana janji saya kepada tuan lima tahun yang lalu, jika tuan bisa sedikit menderita agar di rumah kontrakan tuan tidak dipasang jaringan telepon, listrik, dan air pam. Yakinlah tuan gubernur, kami akan melayani tuan, tuan tidak perlu keluar rumah, kunjungan kerja, dan lain lain, nikmati saja kemiskinan tuan tanpa fasilitas negara. Dengan demikian kami akan mendaulat tuan sebagai pemimpin yang paling bersih dan seluruh rakyat negeri para pelupa ini akan memilih tuan menjadi gubernur seumur hidup.

GUBERNUR:
Lalu bagaimana mega proyek itu, apa jadi diwujudkan?

ARSITEK:
Semua sudah berjalan sesuai rencana awal.

GUBERNUR:
Saya sudah siap sekarang.

ARSITEKTUR:
Baik tuan gubernur. Para penembak jitu saya persilahkan memasuki ruangan.

MATA GUBERNUR DAN NYONYA DITUTUP KAIN HITAM
3 ORANG PENEMBAK JITU MENODONGKAN SENJATA TEPAT DI TENGAH JATUNG KEDUANYA. SUASANA BERUBAH MENCEKAM, GENDERANG DI TABUH. LALU DUA TEMBAKAN TEPAT DI TENGAH JATUNG MENEMBUS DADA KEDUANYA YANG DIPASANGI KAIN PUTIH BERGAMBAR HATI. KEDUANYA TERKAPAR MATI.

____________________________________SUASANA BERUBAH LAGI


GUBERNUR MASUK DENGAN PIPA ROKOK DI MULUTNYA.
TIGA ORANG PENEMBAK JITU TADI DATANG MELAPOR

PENEMBAK JITU:
Tuan Gubernur, eksekusi telah dilaksanakan, rakyat sudah di perintahkan untuk berdoa agar tuan gubernur nyentrik segera diproses di sana. Apakah dia cepat masuk sorga, atau menunggu tuan di dalam kuburnya. Kami menunggu keputusan Tuhan.


TAMAT


Palu, 11 Juli  - 7 Agustus 2007
Agustan T.Syam


Cacatan kaki :
* Taiboro (istilah makian dalam bahasa Kaili, yang berarti bangsat)
* Komiu (istilah sapaan dalam bahasa Kaili, yang berarti kamu)


(*Agustan T.Syam
Lahir di Maroanging, Bone- Sulawesi Selatan, 11 mei 1974
(Dosen Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Tadulako Palu, saat ini sedang melanjutkan studi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra di Universitas Negeri Surabaya.
Selain menulis naskah drama, puisi, cerpen, dan novel, juga telah menjuarai lomba baca puisi Peksiminas III di Bali 1993 (juara II), Peksiminas IV di Jakarta 1995 (Juara II). Sebagai duta budaya pada Tmu Budayawan Serantau di Sabah Malaysia tahun 2000 menghadiri Langkawi International Festival Arts (LIFA) di Langkawi-Malaysia (2000)
Karya novel : (Lembayung di Atap Rumah, Horizon di Losari)
Karya drama : Konferensi Tolare I – IV, Tepuk Tangan 7 hari 7 Malam, Etalase Darah dan Revolusi Kentut, Laskar PlikPlak, Saverigadi Membumi, Gubernur Nyentrik, Berkas-berkas Usang, Adaptasi Prahara (W.Shakespeare) ke dalam tradisi Kaili, dll
(Adalah pendiri Teater PlakPlik Indonesia Sulawesi Tengah, dan salah seorang penggagas Temu Teater Kawasan Timur Indonesia)